Mo ngapa-ngapain itu jangan nanggung. Yang nanggung itu enggak enak. Jadi kalau memang niat berkubang, jangan takut kotor atau milih-milih mana yang boleh kotor. Berkubanglah hingga penuh lumpur. Ye…nggak ?!
Saya masih ingat ustadz ngaji saya dulu sewaktu masih remaja. Beliau katakan bahwa kalau memeluk Islam itu jangan setengah-setengah, tapi secara kaffah. Menyeluruh. Jangan cuma ambil enaknya, yang enggak enak dan nyusahin ogah.
Sewaktu kecil dulu, kakek saya kerap mengingatkan saya sewaktu saya minta diajari pencak silat berbumbu ilmu kebatinan. Maklum, di desanya dulu beliau adalah jawaranya. Beliau mengingatkan saya kalau mau menekuni sesuatu itu jangan setengah-setengah. Anak jaman sekarang tidak pada tempatnya mempelajari hal-hal semacam itu. Karena bila sudah terjun harus total.
Dan tentu saja saya tidak pernah lupa petuah ibu saya saat saya mengatakan ingin menikah. Menikah itu bukan peristiwa yang sering dilakukan. Harus berupaya agar hanya sekali seumur hidup. Makanya kalau masih senang main, jangan ikatkan diri dulu. Memasuki mahligai rumah tangga harus secara totalitas, harus bersedia sebagian kebebasannya hilang.
Dan akhirnya kepada anak saya…..sudah bisa diduga kan ? Saya bisa mengatakan kepada anak saya dengan gagahnya dan dengan penuh keyakinan. Nak, pilihlah bidang yang kamu sukai untuk bekal hidupmu kelak. Dan berusahalah untuk terjun ke dalamnya dengan sepenuh bodi dan sepenuh hati. Weleh…weleh….
Test pertama datang dari putri sulung saya. Prestasi sekolah anak saya ini sangat bagus, matematikanya kuat sehingga cukup sering diikutkan ke olimpiade matematika mewakili kota. Ya..mirip-mirip ayahnya dulu lah…. hwahaha……
Tadinya saya pikir dia akan memilih dunia keteknikan atau kedokteran saat memilih tempat kuliah. Ternyata malah dia memilih desain grafis. Lulus test bidang teknik di salah satu perguruan tinggi ternama malah ditinggalkannya. Kontan saya tegur : kok begitu, kamu serius ? Memang ngerti apa kamu tentang desain grafis ?
Jawabannya cukup mengejutkan saya. “Papa gak tahu sih, semua desain di sekolah itu siapa yang buat ? Kan papa bilang kalau terjun ke suatu bidang itu jangan setengah-setengah.” Huaduh…. bumerang makan aborigin. Pantesan aja ada beberapa nilai mata pelajaran utama yang menurun sewaktu menjelang lulus SMU.
Untunglah saya seorang ayah yang punya mindset bagus (narsis lagi…). Huokelah kalau bagitu, ujar saya menyetujui. Tapi syaratnya kamu harus masuk dengan totalitas. Kelak jika kamu merasa pilihan tersebut salah, cepat-cepat saja banting setir. Gak usah takut terlambat, yang penting sudah berkubang hingga penuh lumpur.
Itu kejadian hampir dua tahun yang lalu. Saya tidak tahu test apa lagi yang saya akan hadapi sehubungan dengan konsep melakukan sesuatu dengan totalitas di atas. Tapi apa pun kelak yang bisa terjadi, saya tetap yakin dengan prinsip tersebut.
Pilihan bisa saja salah. Milih istri aja bisa salah kok, hehe… Namun bagaimana kita tahu pilihan itu salah jika kita belum melakukannya secara totalitas dan maksimal. Itu lah mengapa kita harus mempertimbangkan segala sesuatu dengan cermat sebelum melakukan pilihan. Karena setelah memilih, kita berniat untuk berkubang hingga penuh lumpur.
Sumber gambar : http://archive.kaskus.us/thread/2791458 (tapi jangan dipraktekan di rumah, lihat lumpurnya aja…)
Betul Pak… Kita harus total dalam mengerjakan sesuatu. Kalau setengah-setengah, pasti hasilnya cuma asal jadi. Yang saya rasakan sulit di sini adalah menentukan pilihan. Kalau ada sekian banyak pilihan, dan semuanya terlihat sama baiknya, bagaimana? Terkadang saking bingungnya saya malah tidak melakukan apapun.
Salam kenal btw 🙂
– Aris
banyak juga memang yg terjebak situasi semacam itu, mas Aris…
kalau terjadi pada saya maka segera saya ambil salah satunya tanpa keraguan. Enggak akan salah karena sama baiknya. Dan kalau pun pilihan kita tidak sempurna, tetap lebih bagus daripada tidak melakukan apa2
Iya pak,saya mw tdk setengah2. Untuk mengelola blog, saya masih kesulitan dalam mengatur waktu. Selain pek. Offline, juga pengaruh koneksinya. Maklum,di rumah belum ada 🙂
ada tulisan di blog ini tentang menari di atas kendala..
coba baca deh …barangkali saja bisa menginspirasi bung Ajun dalam menghadapi kendala2 tsb
Betul mas…
artikel tentang menari di atas kendala memang bagus banget…
inspiratif…
yup betul mas…memang sebaiknya kalo sdh acting kalo bisa yang total biar hasilnya bagus
cocok mas, asal jangan sampai over acting aja…. nanti pemborosan jadinya
Berikan 100 persen yang Anda punya dan akan mendapat 100 persen juga. Tulisan yang bagus Pak agar kita selalu all out di setiap kesempatan.
biar gak jadi penasaran juga mas…
kalo cuma beri 80% perhatian, kita tetap akan bertanya-tanya, gimana hasilnya ya kalo dilakukan all out….
Leres pisan Kang, saya mengalami sendiri, apa yang saya lakukan selama ini banyak yang belum dilakukan dengan penuh totalitas, hasilnya ya alakadarnya 😀
sekarang dan kedepan mungkin merupakan waktu yg tepat untuk meningkatkannya Kang…. biar gak jadi penyesalan
waduh kesentil nih…. belum banyak hasilnya mungkin karena saya kurang total ya…
Salam Kreatif,
Octa Dwinanda
bisa ya bisa tidak mas… tapi setidaknya bisa menjadi salah satu alat evaluasi dan tindak lanjut
pengalaman seru nih pak. karena ada ucapan-ucapan berbalik disitu. saya rasa ini bukti, bahwa kontrol itu pun bersumber dari apa yang kita ucapkan. terlebih lagi dari apa yang kita tulis..
betul mas, mengucapkan atau menulis sesuatu itu ibarat tandatangan kontrak…..ada tanggung jawab, ada konsekuensi
mesti dikendalikan dan bila sudah dinyatakan akhirnya menjadi kontrol juga bagi kita
artikelnya sangat cocok bagi saya…yg selama ini belum pernah berkubang dalam lumpur baru sampai kaki az…hehe
bisa dibayangkan hasilnya bila sudah betul-betul penuh lumpur, pasti fantastis…..
Totalitas,
kata yang sederhana, tetapi tidak sederhana untuk mengimplementasikannya.
yap, tepat sekali mas…
kadang meskipun mampu, ada juga yg memang enggan melakukannya karena beberapa pertimbangan yg bersifat strategis….plus ekonomis
petuah yg bijak y,bang
blue menyukai post ini
salam hangat dari blue
makasih ya, salam hangat juga buat blue…
kalo minatnya banyak gmn dum pak?
pa satu” di cobain apa kubangannya dalem taw ga?
total bukan berarti menumpahkan seluruh perhatian ke satu job saja, tapi tiap job dikelola secara maksimal. Orang dgn kapasitas yg besar mampu menangani beberapa job secara bersamaan dan penuh totalitas.
Gitu mas Eko…..
wah ini neh pak yang terkadang bikin bias,soale saya sering ketika fokus disatu tempat sulit untuk ke yang lain alhasil pencapaian yang lain menjadi kurang maksimal
pelan-pelan dan terus berlatih
kapasitas seseorang tidak membesar dalam semalam
memang toitalitas sangat menentukan dalam keberhasilan dalam sebuah usaha
betul mas Kadi, meski kadang memang banyak kendalanya
makasih udah mampir mas….
Betul Pak… Kita harus total dalam mengerjakan sesuatu dan totalitas sangat diperlukan
mamapir balik ya kang
dan diterapkan gus….
ok langsung ke tkp
mantabs pak.. artikelnya sungguh mengingatkan saya yang seringkali setengah2 dalam melakukan sesuatu..
semoga ke depan saya bisa menekuni apa yang menjadi minat saya secara totalitas.. sekarang masih bingung nentuin yang mana nih.. hehe..
salam sukses selau..
coba dilatih salah satunya… kayak apa sih kalo digarap lebih total gitu. Rasakan efeknya, rasakan kesulitannya, perhatikan bagaimana seluruh potensi kita bereaksi menjawabnya.
pelan-pelan hingga menjadi pola kebiasaan, sambil meningkatkan kapasitas diri
ikut berkubang deh :D. benar sekali mas menikah itu laksana pohon pisang yg hanya berbuah satu kali saja setelah itu mati. jangan sampai pernikahan berulang2 kalaupun itu terjadi. pemisahnya adalah maut atau kematian.
Sukses selalu
semoga saja hal baik itu terlaksana mas Joe
sukses selalu buat mas Joe
Yaa ayyu halladziiina aamanuuu udkhuluu fii silmii kaaffah, bejitu mas ayat nyang dimangsutken ustadnya kan?
Alhamdulillah, ada yang melengkapi… maturkesuwun mas Wandi
btw, hingga saat ini pun saya ‘mingsih’ ketawa kalo mbaca tulisan sampean
asyiknya jika ayahnya mendukung minat dan bakat anaknya. hehe, karena itu mereka jadi percaya diri atas apa yang mereka pilih dan jalani.
ingat, ingatingatingat..kelak jika mas Hanif punya anak
Jadi ingat masih kecil pak.. heheheh…
Begitulah kata abah lia… kalo buat sesuatu tu jangan setengah2.. heheheh..
walau kadang tidak semua sesuai keinginan tapi setidaknya kita sudah berusaha yang terbaik 🙂
itu kan idealnya Lia…
dan kita semua sedang berupaya semaksimal mungkin menuju ke yang ideal tsb
[…] Juli 2010 oleh suarakelana Saya rasa sobat semua setuju dengan pendapat saya bahwa “melakukan” atau “praktek langsung” akan memiliki nilai pemahaman lebih baik dibanding […]