Kali ini saya ingin menulis tentang curhat. Dalam kegiatan ngeblog, narablog wanita biasanya yang sering dituding sebagai penggemar tulisan berirama curhat. Sobat muda saya Delia bahkan mengaku sendiri bahwa blognya memang blog curhat. Tapi karena psikolog, bukan cuma adminnya yang curhat, pembacanya juga jadi ikutan curhat, hehe…
Ngomong-ngomong tentang curhat, perilaku yang satu ini sungguh makin kuat saja menunjukkan eksistensinya. Bukan saja karena telah berhasil membawa orang berurusan dengan hukum, namun juga karena curhat telah menjadi kebutuhan penting dalam kehidupan manusia. Ugh, lebay enggak ya ?
Sepertinya tidak berlebihan. Kita lihat segenap lapisan masyarakat melakukannya Dari anak kecil hingga orang tua renta melakukannya, dengan beragam cara. Dan bila sedemikian banyak yang melakukannya, tentulah ada manfaat besar tersembunyi di dalamnya. Manfaat yang mungkin disadari, mungkin juga tidak oleh para pelakunya.
Sejak lama curhat sudah menempatkan diri sebagai penghilang atau minimal pengurang rasa gelisah. Banyak orang melakukan curhat tentang permasalahan yang dihadapi, memohon saran dan solusi, meskipun sebenarnya lebih banyak yang sekedar ingin menumpahkan beban yang memberati perasaannya. Kalau sudah cerita rasanya plong, katanya.
Makanya tidak usah merasa bersalah jika ada teman curhat dan minta pendapat, tapi kita merasa kurang mampu memberikan pendapat yang canggih. Enggak masalah kok ! Kita mendengarkan dan memberikan perhatian tulus saja sudah memberikan banyak manfaat bagi yang curhat.
Sedemikian besar dorongan untuk curhat sehingga kadang orang kurang hati-hati dalam memilih teman dan media curhat yang tepat. Berdasarkan kategori partner curhat, maka curhat setidaknya bisa dikelompokkan menjadi tiga jenis. Yaitu curhat kepada orang tertentu, curhat kepada sekelompok orang tertentu, dan curhat kepada masyarakat luas.
Penting untuk memperhatikan kesesuaian antara materi curhat dengan pilihan partnernya. Materi yang amat pribadi dan sensitif biasanya menggunakan partner orang tertentu, yang amat dipercaya tentunya. Sebaliknya materi curhat yang sifatnya umum, berupa opini, dan atau membutuhkan umpan balik orang banyak, jelas memilih partner masyarakat luas.
Tak kalah pentingnya adalah dalam hal pemilihan media curhat. Dari mulai bicara face to face, melalui telepon, ngobrol di klub kegiatan, chating di internet, hingga menulis blog. Efektifitas dan safety nya perlu diperhatikan.
Efektifitas diukur dari seberapa besar tujuan curhat tercapai. Harus dibedakan antara curhat sekedar untuk mengurangi tekanan jiwa dengan curhat untuk memperoleh umpan balik, atau gabungan keduanya. Sedangkan safety berkaitan dengan ketersinggungan pihak lain atau nilai kerahasiaan materi curhat.
Kendala terbesar dalam masalah penentuan partner dan pemilihan media curhat biasanya terjadi pada saat proses curhat. Hal ini harus diwaspadai karena ada dua jenis proses curhat. Ada proses curhat yang terkendali, ada juga yang tidak terkendali (sangat emosional).
Coba bayangkah aja, gimana bisa memilih atau merencanakan jika sudah demikian kebelet untuk curhat ? Makanya saran saya, agar mengurangi kondisi kebelet tadi, lakukanlah curhat secara teratur dan terencana. Buat penjadwalan secara ketat, hehehe…. ngawur banget ya ?
Nah, dari pada makin ngawur, saya cukupkan dulu sekian bicara curhat. Masih banyak dimensi curhat yang bisa digali dan dibahas sebenarnya. Tapi, silakan dilanjutkan oleh pembaca aja deh…..! Ciao !
Curhat ibaratnya apa yah..
saya agag sulit bercurhat. apalagi curhat di blog.
mungkin pernah juga melakukan itu, tapi sudah termodifikasi tanpa sadar.
kalau Mbak Lia memang jagonya bercurhat..
Wahh.. masak sih pak Fadly lia jago curhat 😀 …
hehehehe…
tapi masih normal2 aja kan curhatnya… ^_^
ya iyalah.. tapi curhatnya di modif dengan motivasi, jadi ada nilai manfaat untuk pembaca. kalau saya liat sih gitu.. tul ga mbak lia?
Mantabs nih mbak Lia. Curhatnya tidak biasa soalnya (ada selipan motivasi atau inspirasi yang bisa dipetik hikmahnya oleh pembaca).
Mantabs deh sekali lagi! 🙂
yg abnormal kayak apa tuh ?
curhat itu kebutuhan, bukan kewajiban
jadi bagus mas kalau sulit dan enggak terbiasa, kan banyak cara penyaluran lain, hehe….
Di kala ada teman yang curhat dan minta pendapat atau nasehat kepada kita memang alangkah baiknya jika kita mampu memberikan solusi atau pendapat atau nasehat, Rasulullah pun menganjurkan agar kita memberikan nasehat kepada orang yang memintanya.
Namun, di kala kita hanya mampu menjadi pendengar yang baik, itu pun merupakan respon yang baik, dan sedikitnya sudah menjadi wadah untuk melepas sebagian beban yang memberatkan si pencurhat tersebut 🙂
leres Kang, asal mampu menjaga hati dan pikiran kita saja
jangan sampai kena polusinya, apalagi teracuni
curhat kalo ditarik garis simponi kelurusan dengan sebuah bisnis [halah lebay]
merupakan konsistensi kepercayaan terhadap partner berbisnis, Mr. Crab ajah ga sembarangan ngasih menu rahasia Craby Patie kepada seseorang….
jadi menurut saya selain pengendalian kita juga harus bisa memilah-milah mana personal yang dapat memberikan solusi dan tanggung jawab kepercayaan kepadanya untuk tidak menyebarkan….
sip mas, jadi hati-hati memilih partner curhat
Wahh baru tahu ada nama lia.. Makasih pak ^_^
Semua sudah dijelaskan oleh pak Hery diatas…..siapapun bisa jadi pendengar…dan siapapun bisa curhat……Namun semua harus pada tempatnya…..ciptakanlah curhat yang efektif dan efisien.. 🙂 ….
sehingga kedua belah pihak akan merasakan manfaat dari curhat itu sendiri…
Wah jadi kepengen Curhat jg diBlog ini nih, Masa kalah sm Lia
selain efisien dan efektif, ada satu lagi yang penting : aman
sipppppppppppppppp deh pak ^_^
curhat itu mempunyai STPnya sendiri
contoh :
Segmen : bisnis/ kerja
Target : Atasan
Positioning : target terlalu tinggi
Segmen : personal
Target : tetangga
Positioning : rumput lebih hijau
sip Kang…
ditunggu siapa yg mo ngasih PDB (positioning, differentiation, branding) nya, hehehe….
kayak marketing aja ya
Curhat itu ? klo pendapat saya bisa bisa curhat ke sesama manusia bisa ke sang Pencipta kita .
Lebih aman curhat kemana ya ?
curhat vertikal enggak ada tandingannya
nah, kalo curhat horisontal silakan deh ditimbang-timbang sesuai kebutuhan
Ini bukan tulisan serius, waktu menulisnya sekedar ingin nulis joke. Tanpa konsep, nulis langsung di halaman posting, tanpa koreksi, jadi mengalir begitu aja. Sengaja dibuat2 agar terkesan agak ilmiah, hehe….
Tapi agak kaget juga saya ternyata banyak hal yang bisa dikupas seputar curhat, dan cukup rasional plus faktual bukan ?
[…] Terima kasih juga untuk Pak Hery Suara Kelana yang telah mendukung pendapat lia mengenai Indahnya curhat dalam suatu artikel disini… […]
[…] yang saya lakukan, menulis apa saja (dengan mesin ketik tua), dari cerpen, puisi, hingga sekedar curhat, untuk akhirnya ditumpuk jadi makanan […]
[…] khususnya blog, membuka jalan itu. Saya melihat blog bisa menjadi tempat untuk berbagi. Sekalian curhat […]
[…] khususnya blog, membuka jalan itu. Saya melihat blog bisa menjadi tempat untuk berbagi. Sekalian curhat […]
[…] di malam harinya, saya berkesempatan ngobrol dengannya. Kebetulan selama ini dia memang sering curhat pada saya. Tampak sekali bahwa dia kesal dengan kelemahannya. Dia sadar bahwa semua ini hanya […]